Global Spring – Vendy Methodos

Global Spring

Vendy Methodos

 

15 February – 8 March 2017

Krack Studio

Timur Lapangan Minggiran

Yogyakarta

 

 

[English]

 

Mohon perhatian… Your attention please…

 

In Yogya there are loudspeakers everywhere and pretty much all day long there is a constant drone of announcements, mostly mundane, sometimes inspiring, occasionally annoying. Basically anyone can grab a microphone and claim to be an authority. It is to these announcers that Methodos’ work is addressed; those people who think that only their opinions matter, that they are right and that everyone else must listen; the fundamentalists.

 

But Methodos isn’t just talking about religious fundamentalists. As much as his criticism applies to groups like the FPI or HTI in Indonesia, or Wahabists in the Middle East, or Neo-Nazis in Europe, or Trump voters in America, it can just as easily be us liberals, activists and intellectuals who dismiss other people’s beliefs and opinions because they don’t match ours. As often as religious people claim to be spiritually superior, we liberals just as often claim to be intellectually superior.

 

Vendy Methodos was born in 1982 and has always lived in Yogya. He was schooled as an artist on the blank walls and abandoned buildings of the city, producing street art that is distinctive for characters who are mutated and deranged but nonetheless optimistic for a better future.

 

 

[Bahasa Indonesia]

 

Di Yogya pengeras suara ada di mana-mana dan sepanjang hari ajeg berdengung pengumuman, kebanyakan membosankan, kadang-kadang menginspirasi, kadang-kadang menjengkelkan. Siapa pun bisa mengambil mikrofon dan menjadi penguasa. Kepada para pemberi pengumuman inilah karya Methodos ditujukan; orang-orang yang berpikir bahwa hanya pendapat mereka penting, bahwa mereka benar dan bahwa semua orang harus mendengarkan mereka; kaum fundamentalis.

 

Namun, Methodos tidak hanya bercerita tentang kaum fundamentalis agama. Meskipun kritiknya berlaku untuk kelompok-kelompok seperti FPI atau HTI di Indonesia, atau para Wahabi di Timur Tengah, atau Neo-Nazi di Eropa, atau pemilih Trump di Amerika, kritik tersebut juga berlaku untuk kalangan liberal, aktivis dan intelektual seperti kita, yang mengabaikan keyakinan dan pendapat orang lain karena tidak sesuai dengan kita. Sesering orang beragama mengklaim lebih unggul secara rohani, kita kalangan liberal juga sering mengklaim sebagai intelektual superior.

 

Vendy Methodos lahir pada tahun 1982 dan terus tinggal di Yogya. Ia dididik sebagai seorang seniman oleh dinding kosong dan bangunan yang terlantar kota, memproduksi street art yang khas dengan karakter yang terlihat mutan dan aneh tetapi masih optimis untuk masa depan yang lebih baik.

 

 



Comments are closed.