Rudi Lampung exhibition documentation

Documentation of Rudi’s show. I’ve added the texts in bahasa Indonesia and in English.

Enjoy!

wild

Wild

Saya tinggal di Jogja sudah lebih dari satu dekade. Saat ini saya tidak berpikir terlalu banyak tentang kota kecil di mana saya dibesarkan. Kehidupan saya sudah disibukan dengan pekerjaan, menjaga keluarga, serta bersosialisasi dengan teman-teman di Jogja. Ketika saya berbicara dengan teman-teman, kita membahas soal seni kontemporer, mobil, bahkan musik. Masyarakat global menawarkan kita teknologi baru setiap hari, ide-ide baru,dan cara-cara baru untuk melakukan sesuatu. Terkadang saya merasa khawatir bagaimana saya  bisa bersaing dengan semua perubahan ini, karena saya merasa bahwa hidup saya sekarang sudah cukup baik dan saya benar-benar  tidak membutuhkan apa-apa lagi.

I have lived in Jogja for more than a decade.  These days I dont think too much about the small town where I grew up. My life is busy with work, looking after my family, socialising with friends here in Jogja. When I talk with my friends we discuss contemporary art, cars, music.  Global society offers us new technologies every day, new ideas, new ways of doing things. Sometimes I wonder how I can possibly keep up with all these changes, but sometimes i think that my life is already good and I don’t really need anything more.

IMG_1213 copy

Panas Dingin

Dalam hal politik, isu-isu yang yang saya pikirkan biasanya tentang kejadian besar yang ada di halaman depan koran. Korupsi, skandal, krisis ekonomi global. Pemerintah kita membuat keputusan -yang seharusnya  mengatas namakan kami- ingin mengurangi subsidi BBM sebagai respon terhadap kondisi ekonomi global, tetapi mereka sering lupa, atau tidak peduli, bahwa hal ini berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat kecil yang mencoba untuk mencari nafkah.

Pada kehidupan masyarakat global di mana kebanyakan kita hidup, pemerintah menggunakan istilah-istilah seperti ‘daya saing global’, ‘defisit anggaran’ atau ‘pembangunan ekonomi’ untuk membenarkan segala macam keputusan yang membingungkan. Apa yang saya tahu tentang hal ini? Tetapi saat saya kembali ke kota dimana saya dibesarkan setiap setahun sekali, di sana saya bisa melihat masalah ini dengan perspektif yang berbeda. Ketidakadilan adalah ketidakadilan, dan keserakahan adalah keserakahan.

In terms of politics, the issues that I usually think about are the big issues we read about on the front pages of the newsapaper. Corruption, scandals, global economic crises. Our goverment makes decisions, supposedly on our behalf – like to reduce the fuel subsidy as a response to global economic conditions, but often forgets, or doesnt care about, the impact this will have on the daily lives of simple people trying to make a living.

In the global societies where most of us live governments use terms like ‘global competitiveness’, ‘budget deficit or ‘economic development’ to justify all sorts of baffling decisions. What would I know about these things? But once a year i return to the town where i  grew up and from there i can see these issues with a different perspective; Injustice is injustice, and greed is simply greed.

IMG_1214 copy

IMG_1215 copy

IMG_1216 copy

THE ELEPHANT NEVER FORGETS

Mulai awal tahun 2000 saya menetap di Jogja dan sejak itu hanya sekali dalam satu tahun saya pulang untuk merayakan Idul Fitri di Lampung. Di Lampung, Kota Metro dan Way Kanan merupakan dua tempat yang selalu menjadi tujuan saya, Metro merupakan sebuah kota kecil dengan penduduk yang ramah dan mayoritas penduduknya merupakan transmigran, dan di kota ini saya tinggal sejak umur 12 tahun hingga saya menyelesaikan pendidikan SMA. Sedangkan Way Kanan merupakan sebuah Kabupaten di Lampung Utara yang mayoritas wilayahnya masih berupa areal perkebunan beberapa hasil bumi, di Way Kanan saya tinggal sejak umur lima tahun bersama seluruh keluarga dan saudara.

Saya mencoba kembali mengingat masa kecil ketika hampir seluruh areal hutan diubah menjadi areal perkebunan acasia oleh sebuah perusaan perkebunan swasta, kemudian setiap tahun sekali ketika saya pulang saya kembali melihat bahwa tanaman acasia yang sudah memasuki masa panen telah di tebang habis dan hanya menyisakan tunggak pohon dan membuat wilayah yang tadinya rimbun berubah menjadi gersang dan gundul, dan penebangan yang terjadi tenyata dilakukan oleh para penebang liar yaitu masyarakat disekitar areal perkebunan.  Keadaan gundul dibiarkan dalam beberapa waktu karena kerugian yang diderita perusahaan disebabkan oleh para penebang liar, dan  perusahaanpun memutuskan untuk tidak melanjutkan penanaman acasia.

Keadaan lahan bekas perkebunan acasia yang berubah menjadi areal gundul berakibat terjadinya banjir yang cukup besar pada musim hujan, dan masuknya binatang liar yang tadinya menempati perkebunan ke pemukiman warga.

Di tahun berikutnya ketika saya kembali pulang, setelah penanaman acasia tidak dilanjutkan, lahan diambil alih oleh pemerintah untuk ditanami tanaman singkong. Tanaman ini dipilih karena singkong memiliki nilai ekonomis tinggi dan masa panen yang cepat, namun perusahaan pengelola perkebunan kembali mengalami banyak kerugian karena banyak terjadinya pencurian singkong oleh warga sekitar.

Since I moved to Yogyakarta in 2000 I have only gone home once a year to celebrate Idul Fitri in Lampung. In Lampung, Metro City and the Way Kanan are the two places that I always visit, Metro is a small town with friendly people and the majority of the population are migrants, and is the city I lived since the age of 12 years until I graduated from high school. Way Kanan is a district in North Lampung where the majority of the area is still plantation crops. I lived in Way Kanan since the age of five with my extended family and relatives.

I recall my childhood when almost this entire are was forests, which were then converted to  acacia plantations by a private plantation company. Several years ago when I returned home these acacia plantations had been clearcut, leaving only tree stumps and creating a region that had once been  lush transformed to arid and barren. The logging was apparently done by illegal loggers who live in the communities around the plantations. These areas were left bare for several years because the company suffered losses caused by the illegal loggers, and the company decided not to continue planting acacia.

The former acacia plantations that were transformed into bare areas caused large floods in the rainy season, and the wild animals that previously occupied these plantations started to go into the residential communities to find food.

When I went back home the year after the acacia planting was ceased, the land had been taken over by the government to plant cassava. Cassava was chosen because cassava has a high economic value and rapid harvest time, but the department coordinating the project suffered many losses due to the theft of cassava by various local people.

IMG_1224

Jembat Gantung

Sejak saya duduk di kelas satu SD jembatan ini adalah satu-satunya akses jalan terdekat menuju desa, di mana masyarakat banyak mencari barang kebutuhan sehari-hari  yang tidak tersedia di warung di desa kami, bahkan untuk berkunjung kebeberapa kerabat dan saudara. Untuk memudahkan masyarakat desa kami pada awal tahun 2000 pemerintah daerah pernah berencana untuk mengganti jembatan gantung ke jembatan beton yang lebih besar, namun rencana tersebut  ditolak oleh warga asli/jelma lampong, karena mereka tidak mau hidup berdampingan dengan warga dari desa SP2.

Program transmigrasi sudah dicanangkan sejak era pemerintahan colonial, hingga pada era orde baru keluarga kami memutuskan untuk mengikuti program transmigrasi lokal. Kemudian pada era reformasi muncul banyak konflik antara transmigran dengan penduduk asli, selain konfik mengenai perbedaan adat dan budaya, banyak orang yang merasa kebingungan tentang seperti apa status kepemilikan tanah mereka sebenarnya.  Kondisi tersebut mengakibatkan kesempatan untuk melakukan korupsi dan aktivitas kriminal menjadi sangat besar.

Saat ini, karena umur jembatan yang sudah tua serta kurangnya perawatan, kondisi jembatan menjadi tidak layak untuk digunakan, namun warga didesa kami tetap setia menggunakannya  karena memang hanya jembatan ini  satu-satunya akses ke desa terdekat.

Since I was in first grade this bridge was the only access to the nearest village where we could buy daily needs that were not available in our village, or even just to visit to relatives and siblings. In early 2000 the local government planned to replace the suspension bridge with a larger concrete bridge but the plan was rejected by the indigenous Lampong people, because they do not want to live side by side with the citizens of the migrant village.

Transmigration programs were undertaken in this area since the colonial era, and many people from Java and other areas have moved to this area in the past 50 years, including my family. In recent years there have been conflicts between local and migrant peoples, not only over cultural differences, but also over confusion about what is the actual status of their land holdings. These conditions resulted in the opportunity for corruption and criminal activity.

Today, due to the age of the old bridge and lack of maintenance the bridge is unfit for use, but we still use it because it is the only access to the nearby village.

babi

Babi Singkong

Banyak para petani di kampung kami mengeluhkan jika tanaman singkong mereka banyak habis dimakan oleh babi, Singkong merupakan tanaman pangan selain beras dan jagung, akan tetapi lahan yang ditanami singkong sebelumnya adalah hutan alami yang sudah ditebang habis, hal itu menyebabkan habitat asli seperti babi kehilangan rumah dan tempat mencari makan, dan tanaman singkong tersebut menjadi makanan. Walaupun sebenarnya pada areal perkebunan singkongkong yang memiliki luas lebih dari 3000 ha, tanaman  singkong lebih banyak hilang akibat penjarahan yang dilakukan penduduk sendiri.

Many of the farmers in our village complain that their cassava plants have been eaten by pigs, Cassava is a common crop besides rice and corn, but the area planted with cassava that was previously natural forest has been cleared, resulting in the loss of the pigs’ natural habitat feeding grounds, so the cassava plants become food. Although in fact the cassava plantation is more than 3000ha, and actually most cassava crop is lost due to looting conducted by the local population.

IMG_1222 copy

Es Krim Sawit

Program transmigrasi yang dicanangkan pemerintah pada tahun 70an dengan mengatasnamakan pemerataan pembangunan mampu memaksa mengalihkan fungsi hutan alami menjadi lahan perkebunan yang bisa memberikan mata pencaharian serta peningkatan dalam bidang ekonomi dan pembangunan bagi masyarakat Indonesia.  Selain tanaman karet, tanaman singkong, Kelapa sawit, lada, karet dan kopi  merupakan tanaman yang tumbuh subur di tanah Lampung terutama di desa kami dan penanaman beberapa jenis tanaman tersebut merupakan mata pencaharian para penduduk.

Buah sawit dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi  bahan makanan, kosmetik, obat-obatan, industri berat atau ringan dan bahan utama dalam pembuatan es krim.

Siapa yang telah diuntungkan dan dirugikan dari praktek-praktek seperti ‘pembangunan’ seperti disebutkan di atas? Menurut Dinas Kehutanan Propinsi Lampung tingkat kerusakan hutan di hutan lindung Lampung pada tahun 1980 adalah 45,61%, namun sepuluh tahun kemudian mencapai 83,57%.

The ‘Transimgrasi’ program which was launched by the government in the 1970’s in the name of equitable development, and allowed it to transfer natural forests to plantations to provide livelihoods and economic improvement for the people of Indonesia. In addition to rubber, cassava, palm oil and coffee are plants that thrive in Lampung and planting these crops is the livelihood of the local people. Palm fruit can be utilized and processed into food, cosmetics, pharmaceuticals, heavy or light industry and is a major ingredient in ice cream. Who has benefited and who is harmed from practices such as ‘development’ as mentioned above? According to the Lampung Forest Service deforestation rate in protected forests Lampung in 1980 is 45.61%, but ten years later it was 83.57%.

IMG_1220

New Truck

Kendaraan baru usaha pun makin maju, itu adalah angan-angan hampir setiap orang dikampung kami. Dengan memiliki kendaraan baru, apalagi jenis truk yang memiliki kapasitas besar dalam mengangkut,  bisa  mempermudah penduduk untuk membawa hasil panen. Termasuk mempermudah kepala desa untuk mengangkut hasil panen singkong dari ladang milik orang lain, yang setiap harinya bisa lebih dari tiga truk.  Truk juga bisa digunakan penduduk untuk mengambil getah karet sisa panen dari kebun perusahaan karet setempat.

To have a new and advanced truck is the fantasy of almost everyone in our village because the better the truck, the greater the capacity to deliver the harvest. For example our village head whose truck can every day remove 3 truckloads of cassava from the local plantations, not to mention transport the rubber harvest from the people who clean out the government plantations.

IMG_1280 copy

Big Heart

Saya telah menggunakan simbol gajah dalam beberapa karya saya selama beberapa tahun. Pada awalnya saya tidak berpikir terlalu banyak tentang mengapa saya memilih simbol ini,saya  hanya merasa yakin pada saat itu. Seiring waktu, arti gajah menjadi semakin jelas bagi saya, hal-hal seperti itu  menjadi hal terbaik dalam hidup. Gajah berhubungan dengan kampung saya, tempat di mana  pernah ada banyak gajah yang sekarang hanya tinggal beberapa. Simbol gajah yang saya hadirkan mempunyai sifat  Melankolis yang lebih mengutamakan tentang perasaan; Plegmatis yang merupakan pribadi yang konsisten, tenang; Koleris tipe yang semangatnya berapi-api, tegas dan kuat.

I have been using the motif of the elephant in my work for several years. At first I did not think too much about why I chose this symbol, it just felt right at the time. Over time, its meaning has become more apparent to me, the best things in life are like that.  The Elephant  relates to my home town, a place where there were once may elephants but now there are only a few. The elephant has the characteristics of ’Melankolis’ – somewhat melacholy; ‘Plegmatis’ – private, quiet, consistent; ‘Koleris’ resolute and strong in spirit.‘

IMG_1283

Memory

Ketika anak-anak tumbuh besar, mereka membuang mainan yang pernah membuat mereka merasa begitu nyaman. Bagi saya gajah adalah seperti pendamping, saya membawanya sebagai pengingat tempat dari mana saya berasal dan dimana banyak nilai yang saya pelajari di sana. Sangat mudah untuk percaya pada dunia modern ini, bahwa kita tidak cukup pintar atau cukup ampuh untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang sedang dibuat di sekitar kita, tetapi ketika kita membiarkan diri kita untuk ikut memikirkan hal seperti itu sering kali hasilnya malah kehancuran dari  hal-hal yang paling penting bagi kami sendiri. Mereka mengatakan gajah tidak lupa.

When children grow up they throw away the toys that once made them feel safe. For me the elephant is like a companion that I carry as a reminder of where I came from and also from the values ​​I learned there. It is easy to believe in this modern world that we are not smart enough or powerful enough to participate in decisions that are being made ​​all around us, but when we allow ourselves to think like tso often the result is the destruction of the things that are the most important for us. They say elephants do not forget.

IMG_1202

IMG_1203

IMG_1211

IMG_1298

IMG_1264



Comments are closed.